Arsitektur dan Estetika dalam Islam
Kehadiran arsitektur berawal dari manfaat dan kebutuhan-kebutuhan sebuah bangunan untuk melayani fungsi-fungsi tertentu. Fungsi ini diekspresikan oleh seorang arsitek melalui gambar kerja. Kebutuhan sebuah bangunan akan ruang-ruang dalam lingkup interior maupun eksterior, bermula pada sebuah kebutuhan dari pengguna bangunan.
Arsitektur dan Keindahan
Selain itu, arsitektur juga merupakan bagian dari seni, karena pekerjaan arsitektur tidak lepas dari rasa dan keindahan. Hal ini menyebabkan pengertian arsitektur terus berkembang dan dipengaruhi oleh cara berpikir, cara membuat, cara meninjau, dan budaya. Definisi arsitektur baru akan dapat dimengerti setelah kita mengalami arsitektur atau berarsitektur.
Seperti yang ditulis oleh Aulia Fikriarini pada Arsitektur Islam: Seni Ruang dalam Peradaban Islam, berarsitektur artinya berbahasa dengan ruang dan gatra, dengan garis dan bidang, dengan bahan material dan suasana tempat. Berarsitektur adalah berbahasa manusiawi; dengan citra unsur–unsurnya, baik dengan bahan material maupun dengan bentuk serta komposisinya.
Dalam berarsitektur, seorang arsitek tidak pernah lepas dari alam, lingkungan sekitar, dan budaya setempat. Hal ini disebabkan karena arsitektur merupakan bagian dari budaya yang menunjukkan tingkat peradaban manusia. Budaya manusia tersebut sangat dipengaruhi oleh alam, dan karenanya arsitektur dengan sendirinya juga merupakan bagian dari alam, mampu membaca alam dan menciptakan sebuah suasana.
Beberapa pengertian arsitektur terkait dengan karya arsitek, baik itu berupa olahan fungsi ke dalam bentuk dan ruang yang terangkum menjadi satu. Fungsi merupakan pengertian yang sederhana dari kegunaan. Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan yang timbul akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.
Arsitektur Bernafas Islam
Walaupun begitu, karya arsitektur bukanlah sekadar masalah fungsi, ruang dan bentuk. Lebih dari itu, arsitektur mampu merangkum seni dalam satu bagian yang utuh untuk menghadirkan sebuah keindahan. Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga selalu berpijak pada nilai-nilai Islam yang bersumber pada al-Quran.
Al-Quran tentunya merupakan dasar bagi pengembangan berbagai bidang keilmuan, salah satunya keilmuan arsitektur. Wujud arsitektur yang muncul sebagai hasil kreasi seorang arsitek, hendaknya melambangkan nilai-nilai Islam. Artinya, wujud arsitektur yang dihasilkan tidak bertentangan dengan prinsip tauhid, ketentuan syariah, dan tentu saja nilai-nilai akhlakul karimah.
Kita dapat melihat karya-karya arsitektur Islam di berbagai belahan dunia dengan tujuan yang satu, yaitu untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah. Walaupun demikian, dalam tataran bentuk arsitektur Islam yang dilandasi oleh kesatuan tujuan dan nilai-nilai islami itu tidak hadir dalam representasi bentuk fisik yang satu dan seragam. Melainkan hadir dalam bahasa arsitektur yang beragam.
Ditinjau secara keseluruhan, arsitektur telah muncul di mana dia dibutuhkan serta tidak terbatas di mana dia didirikan. Arsitektur pun turut mempengaruhi muncul dan tenggelamnya suatu kebudayaan dan peradaban. Masyarakat muslim sebagai salah satu peradaban terbesar di dunia pun tidak ketinggalan dalam menyemarakkan peradaban dengan arsitektur yang mencerminkan worldview dan nilai-nilai Islam sepanjang sejarah perkembangan dan perjalanannya di muka bumi ini.
Dalam Islam, arsitektur merupakan bagian dari karya seni yang tidak pernah lepas dari keindahan yang merujuk pada kebesaran Allah sebagai Maha Pencipta. Hal ini memberi kesadaran bahwa kita sebagai manusia hanyalah hamba yang kecil dan tidak berarti apa-apa dibandingkan kebesaran Alah. Bahkan lebih jauh, rasa kekaguman kita terhadap keindahan dan estetika dalam arsitektur tak boleh lepas dari kepasrahan dan penyerahan diri kita terhadap kebesaran dan keagungan Allah: Dzat pemilik segala keindahan. (Gian)