Belajar dari Kisah Abu Bakar dan Umar bin Khattab

Banyak sekali nasihat yang selalu disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT) KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Baik itu untuk santri maupun jamaah DT agar berlomba-lomba dalam kebaikan. Tidak jarang analogi yang disampaikan Aa Gym merupakan pengalaman pribadi. Begitu juga hal tentang harta. Yakni harta yang dimiliki merupakan titipan Allah Ta’alla untuk dijadikan sebagai ladang amal yang menguntungkan dunia dan akhirat.

Perihal berlomba-lomba dalam kebaikan, kita akan ingat kisah Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab ra. Dua sahabat nabi itu selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Bukan untuk mencari siapa yang unggul, juga bukan untuk memperlihatkan ujub dalam beramal kepada setiap orang. Kisah Abu Bakar dan Umar sangat populer sampai sekarang.

Kisah ini terdapat dalam Kitab Fadhilah Amal yang ditulis oleh Syekh Maulana Zakariyya al-Khandahlawi. Kisah beramal dua sahabat ini menunjukkan sikap memuliakan, kasih sayang, dan membelanjakan harta di jalan Allah. Ini merupakan bagian dari kehidupan para sahabat. Kisah ini terjadi menjelang Perang Tabuk, namun bisa dijadikan pelajaran berharga.

Umar bin Khattab ra berkata, “Suatu ketika, Rasulullah saw menyuruh kami agar berinfak di jalan Allah. Kebetulan ketika itu ada sedikit harta padaku, maka aku berkata di dalam hati. Saat ini aku memiliki harta, jika suatu saat aku dapat melebihi Abu Bakar, maka inilah saatnya. Aku pun pulang ke rumah dengan gembira. Lalu aku membagi dua seluruh harta yang ada di rumah. Setengahnya untuk keluarga dan setengahnya lagi aku serahkan kepada Rasulullah.”

Rasulullah berkata, “Wahai Umar, adakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Ada ya Rasulullah.” Nabi bertanya lagi, “Apa yang kamu tinggalkan?” Umar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka setengah dari hartaku.”

Kemudian, datanglah Abu Bakar ra dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah saw bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Melihat hal ini, Umar berkata, “Aku tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar.”

Hikmah yang Bisa Diambil
Pada saat itu, Nabi memberi anjuran untuk bersedekah secara khusus. Dan para sahabat dengan kemampuan masing-masing menginfakkan harta mereka fi sabilillah dengan penuh gairah dan semangat. Walaupun melebihi kemampuan mereka.

Ini sebagai pelajaran berharga bagi kita untuk selalu melakukan yang terbaik dalam beramal. Sahabat yang baik juga sebagai penolong dan selalu memberikan jalan kepada kebaikan, termasuk mengingatkan ketika lupa. Saling berlomba beramal dengan harta yang dimiliki semata-mata mengharap kebahagiaan dunia dan akhirat. (Eko)