Hati-Hati, Jangan Bergurau Dengan Berbohong

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Sadar atau tidak dalam bergurau kita sering kali berbohong, banyak kemungkinan kita akan tergelincir karena gurau yang kita buat, karena kebohongan yang dilakukan terus berlanjut, dan nanti dicatat oleh Allah sebagai pendusta.

Dalam Islam kejujuran adalah sesuatu yang mutlak, tidak bisa ditawar-tawar. Kejujuran dan keimanan sesuatu yang saling berkaitan, semakin kuat keimanan seseorang maka semakin kuat pula tingkat kejujuran seseorang, karena ia menyakini bahwa setiap perkataan bohongnya pasti dicatat disaksikan dan dicatat oleh Allah.

Kenapa banyak orang yang tidak jujur? Karena ia menimpakan rasa takutnya pada manusia bukan pada Allah. Takut dihina, takut tidak dihargai, dan berharap sesuatu yang berlebihan pada manusia.

Perlu dipahami bahwa Allah tidak dapat dibohongi kapanpun dan dalam situasi apapun, kebohongan yang kita lakukan akan pernah bisa kita tutupi, kalau kita berbohong sama saja sedang mencelakakan diri sendiri. Orang lain tidak mengetahui kebohongan kita, bukan karena kita jago berbohong, akan tetapi Allah masih menutupinya dan belum membukanya.

 Oleh karenanya jangan bermain-main dengan kebohongan meskipun kita sedang bergurau, dampak buruknya lebih banyak daripada kebaikannya. Kalau suatu saat Allah membuka kebohongan kita, maka wibawa dan izzah kita akan hilang, tidak ada yang akan percaya lagi dengan kita.  

Dalam sebuah hadits disebutkan tentang kebohongan dan kejujuran, dimana baginda Rosullulah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabdah:

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim).

Orang yang jujur itu derajatnya sangat tinggi. Kedudukannya berada dibawah kedudukan nabi, jika diurutkan ada Nabiyin, Shidiqin, Syuhada, dan sholihin. Penting bagi kita untuk mengejar posisi shidiqin dalam segala keadaan. Kalau kita sudah termasuk ke dalam golongan orang yang shidiqin, insyaAllah surga yang menjadi imbalannya. Semoga kita bisa berupaya keras dan tetap Istiqomah menjadi orang yang jujur. (KH. Abdullah Gymnastiar)

_____________________

Daaruttauhiid.org