Hindari Gelisah dengan Ilmu

Sebagian manusia kiranya ada yang tidak bisa atau gagal memahami arti hidup. Tidak tahu tujuan dan harus bagaimana bersikap dalam hidup yang serba singkat ini. Ciri khas yang paling lazim ialah selalu tenggelam dalam ketidaktenteraman batin. Senantiasa merasa cemas, was-was, serba takut, rendah diri, merasa gagal, dan perasaan yang selalu kacau balau.

Persis seperti orang yang masuk ke dalam hutan belantara. Walaupun berbekal ransel penuh makanan, minuman, pakaian anti serangga dan tahan dingin, dompet penuh dengan uang, serta senjata yang lengkap, semuanya bisa jadi sia-sia. Yakni ketika ia sama sekali tidak tahu seluk-beluk hutan, tidak tahu cara menembusnya, serta tidak tahu cara menundukkan binatang buas yang berkeliaran di dalamnya, niscaya dirinya akan dicekam berbagai perasaan tadi.

Akhirnya, tidak bermanfaatlah segala bekal yang dimilikinya. Uang menjadi tidak berguna karena tidak tahu harus dibelikan apa dan di mana. Dirinya serta merta berubah menjadi kikir terhadap makanan dan minuman yang dimilikinya, manakala teman seperjalanan meminta. Sebab ia tidak tahu stok makanan dan air yang sebenarnya melimpah ruah di dalam hutan.

Pikirannya pun senantiasa tegang dan curiga terhadap segala keadaan, ini karena khawatir akan serangan binatang buas pada dirinya. Ketika mendapati jurang atau dinding terjal, pasti yang menjangkiti adalah ketakutan dan was-was karena tidak tahu harus berpegangan ke mana. Saat melihat tebing yang tinggi, serta-merta mulutnya mengeluh dan putus asa karena tidak tahu ujung perjalanan. Walhasil, lengkaplah sudah segala penderitaannya sepanjang jalan.

Masalah Bukan Ancaman

Padahal semua tantangan, ancaman, dan kesulitan itu sama sekali tidak ada artinya bagi orang yang telah mengenal persis seluk beluk dan rahasia hutan tersebut. Kita bisa ambil contoh Tarzan si Manusia Hutan. Kita saksikan dalam kisahnya betapa Tarzan selalu riang gembira menerobos segala kesulitan dan rintangan serta gawatnya hutan belantara. Praktis membuat Tarzan terlihat sangat efektif dalam segala tindakannya.

Bekal yang ia bawa pun seadanya karena sudah tahu segala yang terkandung di dalam hutan tersebut. Mulai dari buah-buahan, sumber mata air, atau binatang buruan, bisa dengan mudah ia dapat. Pakaiannya pun sangat sederhana karena ia tahu tempat-tempat yang hangat untuk berlindung dari hujan dan dinginnya malam hari. Sirnalah segala kecurigaan terhadap aneka bahaya yang mungkin datang dari sekelilingnya, diganti dengan kewaspadaan. Ada pun datangnya kemungkinan gangguan dan rintangan, sama sekali tidak mencemaskan pikirannya karena ia sudah tahu cara-cara jitu mengatasinya.

Begitu pun ketika melewati jurang yang curam; perasaannya tidak tegang karena sudah tahu persis akar-akar yang kuat yang dapat ia jadikan pegangan. Sementara untuk mendaki tanjakan atau tebing yang terjal sekalipun ia sama sekali tidak mengeluh. Karena selain mengetahui cara mendakinya, ia pun sudah mampu mengukur di mana ujung dakiannya.

Semua hal yang dapat menyulitkan dan menyengsarakan kesehariannya, mudah saja dilalui bagi Tarzan. Ia memiliki kunci pokok untuk mengatasi semua permasalahan dan segala kebutuhannya tersebut. Itulah ilmu, Tarzan tahu benar ilmu mengenai seluk beluk hutan dan cara-cara mengatasinya.

Keutamaan Ilmu

Jadi, jangan sekali-kali bermimpi dapat hidup tenang dan bahagia sekiranya kita belum memiliki ilmu yang benar untuk mengarungi belantara dunia yang penuh dengan jebakan, rintangan, dan ancaman yang berbahaya ini. Ada pun ilmu untuk mengatasi itu semua hanya satu, yakni ilmu dari Dia: Dzat yang menciptakan dunia beserta isinya titik. Itulah al-Islam dengan pedoman pokoknya yakni al-Quran dan as-Sunnah.

Semua rahasia kehidupan dunia dan akhirat diuraikan dengan sempurna dan cermat di dalamnya. Tidak ada satu pun urusan manusia kecuali mesti ada rahasia serta jalan keluarnya. Maka peganglah erat pada kedua sumber ilmu itu, niscaya keselamatan dunia dan akhirat akan didapatkan. (Gian)

ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi