Kesenangan Dunia yang Menipu

Hadirin, rekan-rekan sekalian..

Allah memberikan ujian dalam bentuk keburukan dan kebaikan. Akan tetapi dalam kesenangan nafsu cenderung lebih berjaya, karena nafsu kerap kali lebih menyukai keburukan dibandingkan kebaikan.  Hadirin mana yang lebih disukai oleh nafsu, tahajud atau tidur? Makan lezat atau puasa? Nafsu itu seperti ada wadah dan pupuknya, yaitu yang disebut dengan hawa nafsu. Jadi ujian kesenangan itu lebih berat dibandingkan ujian kesulitan.

Firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 35)

Orang yang tidak memiliki uang pasti ia tidak membeli barang-barang yang tidak bermanfaat, tetapi kalau sudah banyak uang, kecenderungan untuk bermewah-mewahnya lebih besar. Punya uang hanya digunakan untuk membeli barang yang menyenangkan hawa nafsunya, yang belum tentu ada manfaatnya dan bahkan mmbawa mudharat. Dengan punya uang seseorang bisa maksiat, bisa membeli barang kemudian membuat ia riya, dan membeli barang sifatnya hanya untuk memuaskan dunia saja.

Sebetulnya jika ditanya, beratnya ujian kesulitan atau lebih ujian kelapangan? Maka jawabannya adalah lebih ujian kelapangan. Diberi ujian wajah yang rupawan itu lebih berat dari wajah yang tidak rupawan, karena kekaguman akhirnya menjadi pamer wajah dan pamer badan, membuat seseorang menajdi sombong dan takabbur. Makanya tidak perlu kecewa dengan wajah yang tidak rupawan, karena tidak punya beban untuk dipamerkan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran: 14).

Semoga kita senantiasa bersabar pada saat diuji dengan kesusahan, dan bersyukur pada saat ditimpa kesenangan. Hendaknya kedua ujian tersebut membuat kita semua semakin dekat dengan Allah Ta’ala. Karena dengan ujian dari Allah jika kita bisa bersabar atasnya, insyaAllah kita akan menjadi orang yang kuat atas cobaan yang ada. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)