Mimpi dalam Islam

Mimpi merupakan hal sering terjadi kepada seseorang yang sedang tidur. Menurut beberapa orang mimpi adalah bunga tidur yang membuat seseorang merasakan sesuatu saat sedang tidur atau melakukan sesuatu saat sedang tidur. Tetapi kegiatan yang dilakukan dalam mimpi bukanlah sesuatu yang nyata. Biasanya mimpi seseorang bisa muncul berdasarkan hasil dari pemikiran orang tersebut yang sering dipikirkan. Bisa juga mimpi muncul begitu saja secara acak tidak harus sesuatu yang menjadi pikiran seseorang.

Islam dalam hal ini membahas bagaimana seharusnya seseorang menanggapi sebuah mimpi yang terjadi dalam tidurnya. Tidak serta merta bersikap biasa saja terhadap mimpi yang terjadi, atau bahkan dengan bebas berbagi cerita tentang mimpi yang terjadi pada dirinya. Sebagaimana yang Nabi sampaikan dalam sabdanya,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ وَأَثْنَى عَلَيْهِ خَيْرًا لَقِيتُهُ بِالْيَمَامَةِ عَنْ أَبِيهِ حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ فَلْيَتَعَوَّذْ مِنْهُ وَلْيَبْصُقْ عَنْ شِمَالِهِ فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ

Telah menceritakan kepada kami (Musaddad) telah menceritakan kepada kami (Abdullah bin Yahya bin Abi katsir) yang ia memujinya dengan baik, aku menemuinya di Yamamah dari (Ayahnya), telah menceritakan kepada kami (Abu Salamah) dari (Abu Qatadah) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah dan mimpi buruk berasal dari setan, maka jika salah seorang diantara kalian bermimpi buruk, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah karenanya dan meludah ke samping kirinya, sehingga mimpi buruknya tidak membahayakannya.”  (HR. Bukhari No. 6471, Muslim No. 2261)

Nabi mengabarkan dalam hadits ini bahwa mimpi yang benar datangnya dari Allah, maksudnya mimpi yang selamat dari gangguan setan. Karena manusia ketika tidur, ruhnya keluar dari jasadnya. Dan ruhnya mengalami beberapa kesunyian yang membuatnya siap menerima banyak pengetahuan dan ilmu, serta menerima apa yang Allah ilhamkan kepadanya. 

Malaikat menyampaikan ilham tersebut pada ruh dalam tidurnya. Setelah itu ia tersadar sementara dia sudah mengetahui perkara-perkara yang tidak diketahui sebelumnya, atau mengingat perkara-perkara yang selama ini ia lalaikan. Atau ia tersadar akan perkara-perkara yang memberi manfaat kepadanya dengan mengetahuinya dan mengamalkannya, atau ia mewaspadai perkara yang memberi mudharat kepadanya baik dunia atau agama yang selama ini tidak ia hiraukan. Atau ia mengambil pelajaran, atau senang, atau bahkan takut terhadap amal-amal yang ia kerjakan, atau ia tersadar terhadap beberapa perkara kecil untuk dimasukkan dalam hukum-hukum syar’i. Mimpi seperti ini akan banyak memberi manfaat dan mencegah dari kemudharatan, seperti dalam firman Allah,

اِذْ يُرِيْكَهُمُ اللّٰهُ فِيْ مَنَامِكَ قَلِيْلًاۗ وَلَوْ اَرٰىكَهُمْ كَثِيْرًا لَّفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ سَلَّمَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ 

“(Ingatlah) ketika Allah memperlihatkan mereka di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatimu.” (QS. Al-Anfal: 43)

Sedangkan mimpi-mimpi yang buruk karena datangnya dari setan maka biasanya beberapa orang ketika ia bangun akan merasa was-was dalam hatinya. Dan boleh jadi ketakutan atau was-was yang ia rasakan akan berpengaruh terhadap aktivitas dan ibadah seseorang menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk selalu berdoa sebelum melakukan segala sesuatu hal, termasuk sebelum tidur agar Allah jauhkan mimpi-mimpi yang buruk dalam tidur kita. (Wahid)