Ngopi Ala Masjid Daarut Tauhiid Jakarta

JAKARTA – Syarat dari keimanan ialah mengakui keberadaan. Kita sebagai umat Islam harus mengimani keberadaan Muhammad sebagai Rasul Allah.

Jika hanya sebatas mengimani keberadaan Rasulullah, bahkan Abu Lahab pun mengakui keberadaan Rasul dengan sifatnya Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Kaum Nasrani pun mengakui keberadaan Rasulullah karena tercantum dalam kitab sucinya.

Lalu apa yang membedakan kita sebagai umat Islam dalam mengimani Rasulullah? Ustadz Ikhsan Hakim dalam kajian “Ngopi” malam itu Rabu (6/7/2022), memaparkan tentang bukti-bukti kita mencintai Rasulullah.

Pertama yaitu mendahulukan Rasulullah di atas yang lainnya, sekalipun dari orangtua kita sendiri. Sebagaimana dalam ayat berikut.

Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At Taubah: 24)

Tidak sedikit kisah para Sahabat Rasul yang berperang melawan keluarga sendiri yang masih kafir dan berdiri membela Rasulullah dan agama Allah.

Bukti cinta kita pada Rasulullah selanjutnya adalah membenarkan yang disampaikan Rasulullah. Meskipun terkadang ada hal yang tidak masuk akal menurut logika manusia, maka cukuplah dengan membenarkannya tanpa harus mencari alasan logisnya.

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An Najm: 1-4)

Dari ayat tersebut Allah menegaskan bahwa apa yang disampaikan Rasulullah bukan lah dari hawa nasfsunya, melainkan dari wahyu Allah.

Bentuk lain dari mencintai Rasulullah adalah beradab dan berakhlak sebagaimana yang Rasulullah contohkan. Lalu sejauh mana kita menegakkan sunnah Rasulullah dalam kehidupan kita?

Para fans saja rela mengubah gaya hidupnya bahkan mengubah tubuhnya demi mengikuti idolanya. Padahal idolanya tersebut jangankan memberikan kebaikan padanya, bahkan keberadaannya saja pun tidak disadari oleh para idolanya. Sedangkan Rasullah sudah pasti akan memberikan syafaatnya di yaumul akhir, saat dimana semua orang sangat mengharapkan pertolongan.

Mengikuti Rasulullah juga sebagai wujud mencintai Allah.

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)

Sebaliknya mereka yang menentang Rasulullah akan tersesat dan tidak berhak masuk surga.

Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga.” (HR Bukhari)
 
 Semoga kita dapat senantiasa berusaha menjalankan perintah dan sunnah Rasulullah sehingga dapat diakui sebagai umatnya serta berhak mendapat syafaatnya di yaumul akhir. (Iyiz)

Red: WIN

______________________________

daaruttauhiid.org