Nikmat dan Musibah Adalah Jalan Menuju Allah

Nikmat dan Musibah Adalah Jalan Menuju Allah.

Sesungguhnya Allah sangat menyanyangi kita hamba-hambanya, tidak ada yang paling menginginkan kita bahagia, mulia, selamat selain Allah Ta’ala. Karena Allah yang menciptakan kita dan Dia juga yang memiliki kita. Ibu saja yang bukan pencipta kita ingin sekali hidup kita bahagia dan selamat, apalagi Allah sebagai pencipta kita.

Jika kita ingin bahagia, maka kita diberi dua jalan. Pertama, bisa dekat dengan Allah dengan jalan syukur. Yaitu jika kita diberi nikmat kita bisa bersyukur maka kita bisa dekat dengan Allah. Contohnya bersyukur atas keimanan dan keislaman sehingga bisa merasa nikmatnya beribadah kepada Allah, jika tidak pasti kita sudah menjadi orang musyrik yang pasti ingkar kepada Allah. Kemudian bersyukur atas pemberian Allah bisa mendengar, melihat, bisa berpikir, dan lain sebagainya.

Semakin tenggelam seseorang dalam rasa syukur, maka semakin dekat dia dengan  Allah. Tapi kalau kita tidak mendekat dengan Allah dengan beragam karunia, maka ditarik nikmatnya dengan datangnya bala’. Diibaratkan dengan contoh sederhana di pesawat, di dalam pesawat jika diberi ketenangan maka jarang yang mengingat Allah, malah nonton film, ngobrol, dengerin musik. Akan tetapi jika sedikit diguncang pesawatnya maka jadilah zikrullah. Padahal guncangannya tidak seberapa tapi bisa membuat seseorang mengingat Allah.

Kalau jarang syukur maka siap-siap kita akan ditarik oleh bala dan ujian. Agar tidak ditarik oleh bala maka jadilah ahli syukur. Jangan takut hidup ini dengan nikmat yang belum ada, semuanya sudah diatur oleh pemiliknya. Misalkan pesantren dibangun agar memfasilitasi  untuk belajar tapi tidak mau belajar, sudah dibangunin tahajud tapi tidak mau tahajud, diajak ngaji tapi gak mau mengaji, berarti ia sudah kufur nikmat. Jadi yang membahagiakan dalam hidup bukan kurang nikmat tapi kurang syukur.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an di surat Ibrahim ayat 8 akan ditambahkan bagi yang bersyukur dan diazab bagi yang kufur.

وَقَالَ مُوْسٰٓى اِنْ تَكْفُرُوْٓا اَنْتُمْ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ۙفَاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 8).

Jadi sahabat sekalian, tanamkan selalu dalam diri kita bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada kita harus selalu kita kaitkan kepada Allah. Bahwa itu semua bisa jadi jalan buat kita agar bisa dekat dengan Allah. Mau saat lagi senang ataupun saat sedang mendapat musibah, ingat Allah terus biar hidup kita jelas dan punya tujuan yang nyata. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)