Penyakit Hati yang Harus Dihindari

Salah satu tujuan kita untuk belajar adalah untuk membersihkan hati dan memperbanyak amal. Disanalah kita akan menemukan rahasia ilmu. Jika belajar menambah ilmu, tetapi tidak membuat hati kita bersih dan amalnya tidak semakin banyak, berarti tandanya ilmu tidak barokah. Begitu juga dengan ibadah, seharusnya ibadah itu semakin membersihkan hati dan semakin bertambahnya amal.

Kalau kita rajin ibadah tapi hati kita semakin kotor, seperti ujub, takabbur, riya, dan sombong berarti ada masalah dengan ibadah kita. Misalkan seorang istri yang berdandan untuk menyenangkan hati suaminya termasuk kategori ibadah dalam melayani suami. Nah, ibu-ibu perlu berbicara saat dicermin kira-kira berdandan untuk siapa? Apakah niat berdandannya membuat hati semakin bersih atau kotor? ketika memiliki handphone dan motor baru membuat hati kotor atau bersih?

Penyakit hati adalah penghalang seseorang untuk mendapatkan ilmu yang berkah. Jika penyakit hati ini dibiarkan, seseorang akan sulit mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Ada 6 Penyakit Hati yang Harus Dijauhi, yaitu:

Pertama adalah syirik, artinya mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan-Nya sesuatu. Pengertian syirik tidak hanya menyekutukan Allah Ta’ala.

Kedua, munafik. Yaitu yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, tetapi sebenarnya hati mereka memungkirinya.

Ketiga, takabur. Dengan ibadah dan amal yang ia lakukan justru membuat dia semakin sombong kepada manusia lainnya. Merasa paling rajin ibadah, paling baik, paling shaleh. Sikap ini lama-lama bisa membuat seseorang sombong juga kepada Tuhannya.

Keempat, dengki. yaitu rasa benci terhadap apa-apa yang dimiliki oleh orang lain. Ada tetangga beli barang baru, kita bukannya ikut senang malah benci, suudzon dengan orang yang sedang senang.

Kelima, ujub. Penyakit hati dalam Islam yaitu orang yang berbangga hati dengan apa yang dia punya dan dia capai.

Keenam, cinta dunia. Yaitu kondisi seseorang mencintai kesenangan dunia baik berupa harta, wanita, atau tahta sehingga membutakan hatinya dan lalai terhadap urusan akhirat.

Rasulullah telah mengingatkan kepada kita bahwa jika hati cenderung lurus maka luruslah seluruh diri kita, sedangkan jika melenceng hati kita, maka tersesatlah seluruh diri kita. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang berbunyi:

اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (QS. Asy-Syu’ara: 89).

Itulah penyakit yang harus dihilangkan dari hati setiap muslim. Semoga kita selalu diberi ilham dan ditunjukkan jalan yang lurus oleh Allah, sehingga terhindar dari penyakit hati dan akhlak tercela. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

daaruttauhiid.org