SSG 35 Dibuka, Gemuruh SSG Menggema

Gemuruh “SSG” kembali terdengar di Dome Sentral Lima Daarut Tauhiid (DT), pada Sabtu (3/2) sore. Ratusan santri baru Santri Siap Guna (SSG) terlihat berbaris rapi, berdiri tegap dengan tas masih di punggung.

Pembukaan SSG 35 digelar di salah satu bangunan yang merupakan aset wakaf DT. Gatot Kunta Kumara, Ketua Yayasan DT, membuka pendidikan dan pelatihan (Diklat) SSG 35, sekaligus mengukuhkan pesertanya. Prosesinya berjalan khidmat. Setelah upacara pembukaan, satri SSG 35 dipersilakan duduk siap untuk mendapatkan pengarahan dari Ketua Yayasan DT.

Nurhadi Subroto, Kepala Bagian Diklat SSG menyebutkan, ada 784 orang yang mendaftar SSG 35. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Nurhadi mengungkapkan, mereka sangat bersemangat bergabung dalam SSG angkatan ke-35.

“Alhamdulillah, luar biasa sekali peserta SSG ini berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Aceh. Terus ada yang dari Papua. Ada yang dari Batu, itu ngaju, bolak-balik. Dia ke sini hanya untuk ikut SSG saja. Ada juga yang dari Bukit Tinggi. Dia sengaja ke sini, kos di sini untuk ikut SSG saja,” ujar Nurhadi.

Nurhadi mengatakan, proses Diklat SSG 35 masih sama dengan angkatan sebelumnya, kecuali durasi waktu. Pada SSG angkatan 34, santri ditempa selama dua bulan, Sedangkan SSG 35, para santri kembali dibentuk mejadi pribadi khidmat, mandiri, dan plopor selama tiga bulan.

“Pola diklatnya masih sama. Mereka ditempa untuk dobrak diri agar menjadi pribadi yang khidmat, mandiri, dan pelopor. Mudah-mudahan mereka terus bersemangat,” kata Nurhadi.