Tegar Hadapi Kesulitan

Tidak setiap kejadian sesuai keinginan kita. Tidak setiap yang kita mau pun bisa terpenuhi. Apalah jadinya jika setiap orang ingin menjadi presiden dan keinginan itu terpenuhi. Tentu takkan indah hidup ini. Apalagi jika kita mengingat bahwa keinginan biasanya didorong oleh hawa nafsu. Melihat orang lain punya kendaraan bagus, maka muncul rasa ingin dalam hati kita untuk memilikinya. Melihat orang lain punya rumah megah, maka kita pun ingin memilikinya. Begitulah seterusnya, padahal belum tentu yang kita inginkan itu yang kita butuhkan. Dan belum tentu yang kita inginkan itu baik untuk kita.

Allah SWT berfirman:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ

وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ ﴿البقرة : ۲۱۶

Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah [2]: 216).

Orang yang sukses di dalam hidupnya perlu memiliki sikap tegar di dalam hatinya. Seorang sarjana muda yang mendatangi perusahaan demi perusahaan untuk melamar pekerjaan. Jika ia tidak tegar maka satu kali saja penolakan bisa membuatnya putus harapan, seolah berakhirlah dunia ini. Akan tetapi jika ia memiliki ketegaran, ia akan ketuk pintu demi pintu perusahaan. Ia akan nikmati setiap penolakan demi penolakan. Karena ia yakin Allah SWT pasti akan memberikan jalan kepada hambanya yang punya kesungguhan.

Seorang pemuda yang melamar gadis pujaannya, namun lamarannya itu ditolak oleh walinya. Jika ia tidak tegar maka akan mudah putus asa dan tenggelam dalam kegalauan berkepanjangan. Lupa bahwa Allah Ta’ala pasti akan mempertemukannya dengan gadis terbaik menurut-Nya. Saudaraku sikap tegar akan mendatangkan sikap pantang menyerah dan optimistik.

Sikap tegar erat kaitannya dengan prasangka baik, terutama prasangka baik terhadap Allah Ta’ala. Bahwa Allah mustahil berbuat zalim kepada makhluk-Nya. Allah SWT pasti akan membukakan jalan keluar bagi setiap permasalahan yang datang.

Orang tegar sangat menyadari bahwa tidak ada persoalan yang membahayakan dirinya. Karena yang sebenarnya membahayakan adalah sikap dia dalam menghadapi persoalan tersebut. Kita gagal bukan karena soal, melainkan karena salah jawabannya. Artinya, kita gagal bukanlah karena persoalan melainkan karena salah sikap kita dalam merespon persoalan. Setiap persoalan sudah ada jawabannya. Dan jawabannya ada bersama takdir dari Allah. Orang tegar adalah orang yang senantiasa mengembalikan setiap peristiwa kepada Allah SWT.

Tegarlah menghadapi setiap kegagalan. Tegarlah di kala kesulitan menghadang. Tegarlah ketika yang terjadi tak seperti yang kita harapkan. Saudaraku, tiada yang lebih tegar dari Rasulullah saw. Allah Ta’ala mengutusnya kepada sebuah masyarakat yang sedang tenggelam dalam kegelapan; menyembah patung-patung dan membunuhi anak-anak perempuan. Beliau didatangkan syariatnya dari keluarga yang biasa bahkan ayahnya telah tiada. Dalam kondisi demikian Nabi Muhammad saw memikul tanggung jawab besar yaitu mengajak manusia kepada ketahuidan.

Mudahkah jalan yang Nabi Muhammad harus melewati? Tentu sama sekali tidak. Beliau mendapatkan banyak kecaman, hinaan, cacian, pemboikotan, hingga ancaman pembunuhan. Tidak banyak kala itu yang bisa menerima ajakan beliau untuk menyembah kepada Allah semata. Sebagian besar menolaknya bahkan menjawabnya dengan kejahatan. Namun tak sedikit pun Rasulullah mundur dari kesungguhannya. Sampai akhirnya ajaran tersebut menyebar hingga ke seluruh dunia.

Orang tegar adalah orang yang mampu mengambil ibrah dan berserah diri kepada Allah Ta’ala pada setiap keadaan. Sehingga kenyataan apa pun yang dihadapinya, senantiasa menjadi ladang amal dan pengundang karunia Allah. Datangnya karunia dan pertolongan Allah adalah kesuksesan sejati bagi kita. (KH. Abdullah Gymnastiar)