Wirausahawan Muslim

Wirausaha atau dalam bahasa Inggris disebut dengan entrepreneurship, berasal dari kata entrepreneur. Wirausahawan dalam makna yang dikenal secara luas adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis. Dia mampu mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya, serta mengambil tindakan tepat guna mencapai kesuksesan.

Kewirausahaan = Kreativitas

Sedangkan dalam buku Kewirausahaan karya Kasmir, menjelaskan kewirausahaan menurut Peter F. Drucker adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dari pendapat Peter F. Drucker ini, dapat dipahami bahwa wirausahawan adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dari sesuatu yang belum ada, maupun sesuatu yang sudah ada.

Untuk memulai berwirausaha, seseorang perlu memulai mengerjakan suatu hal yang baru dan berbeda. Hal inilah yang disebut dengan kewirausahaan. Zimmerer menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan masalah serta dapat menemukan peluang untuk membuat kehidupan lebih baik lagi dengan berusaha.

Dapat dipahami dari beberapa pendapat tersebut, bahwa wirausaha adalah sikap mental yang ditandai dengan keberanian menanggung semua resiko di hadapannya untuk mendapatkan kehidupan lebih baik dengan menggunakan kreativitas dan inovasi. Dengan sikap ini, seseorang yang berpikiran maju dan mandiri adalah wirausahawan yang dapat dibilang sukses. Sikap pemberani, berpikiran maju, dan siap menanggung resiko akan membawa wirausahawan dapat mengembangkan usahanya sepanjang waktu.

Stigma Bisnis

Bisnis sering kali dinilai sebagai profesi yang kurang baik. Anggapan ini dikuatkan oleh banyaknya berita penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat dan lebih besar dalam menjalankan bisnis. Kentara sekali stigma bahwa bisnis memiliki tujuan untuk mencari profit semata, dan bukan kegiatan sosial dengan membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis oleh Agus Arijanto, menjelaskan bahwa menurut Milton Friedman, tidak mungkin bisnis tidak mencari keuntungan. Milton melihat kenyataannya, keuntungan adalah satu-satunya motivasi bagi pelaku bisnis. Pada akhirnya etika bisnis kembali kepada pelaku bisnisnya sendiri.

Perilaku Bisnis Wirausahawan Muslim

Perilaku seorang muslim dalam berbisnis sangat diperlukan sebagai investasi yang dapat menguntungkan dan menjamin kehidupannya di dunia dan akhirat. Al-Quran dan Sunnah adalah panduan bagi perilaku bisnis wirausahawan muslim. Diperlukan penyelarasan perilaku bisnis seorang muslim dengan contoh Rasulullah saw.

Perilaku bisnis seorang wirausaha muslim dapat dilihat dari ketakwaannya, sikap amanah yang dimiliki, kebaikannya dalam melayani pembeli atau pelanggannya dengan ramah, serta semua kegiatan bisnisnya hanya dilakukan untuk ibadah semata.

Sehingga bagi seorang wirausahawan muslim, bisnisnya merupakan ibadah. Lalu, bisnisnya tak akan membuatnya lalai untuk mengingat Allah, sebagaimana Allah SWT berfirman:

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءِ الزَّكٰوةِ ۙيَخَافُوْنَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْاَبْصَارُ ۙ ﴿النور : ۳۷

لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿النور : ۳۸

Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat). (Mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.” (QS. an-Nur [24]: 37-38). (Gian)