Jangan Bergantung Pada Dunia
Jika merasa hati mulai resah dan gelisah, maka coba cek hatinya. Apakah hatinya memiliki kecenderungan pada dunia atau kepada Allah Ta’ala? Salah satu bukti seseorang itu sudah memiliki kecenderungan pada dunia adalah bergantung diri pada manusia, ingin dipuji, dihormati, disayangi atau dicintai, ingin diberi perhatian lebih dan intinya dunia yang mendominasi dalam hati.
Misalkan kisah dari pengamalan saya ketika memiliki seekor kuda, dimana saya beri nama Aladiyat, saking cinta dan suka pada kuda tersebut, kemana-mana selalu mengingat kuda, selalu ditanyain apakah sudah diberi makan atau belum. Bahkan jika saya pulang dari Jakarta, yang lebih dulu dikunjungi adalah kuda bukan kedua orangtua. Suatu hari kudanya mati, barulah saya sadar begitu bergantungnya hati pada kuda, yang membuat hati ternodai, dengan memiliki sesuatu yang dicintai membuat hubungan saya dengan Allah jadi rusak atau tidak baik.
Untuk para ibu-ibu juga, coba cek kembali untuk siapa ibu berdandan ketika keluar dari rumah? Untuk siapa ibu berhias? Terkadang para ibu sering kali berpenampilan menarik hanya untuk mendapat perhatian dari orang lain, padahal sudah memiliki suami, dan bahkan tidak jarang juga didepan suami berdandan seadanya saja. Allah juga sebenarnya sudah tahu kalau kita akan melakukan kesalahan dalam perjalanan kita menuju akhirat. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya kalian (wahai manusia), mementingkan perhiasan dunia atas kenikmatan akhirat,” (QS. Al-A’la: 16).
Masalah akan berdatangan ketika kita membuat dunia menjadi tujuan dan bukan alat untuk tujuan akhir. Dunia adalah tempat sementara waktu dan semua yang ada di dunia harus digunakan atau dihindari dengan tujuan akhir mencapai ridha Allah.
Ingat, Allah Ta’ala sangat mengetahui tujuan dan isi hati kita, untuk siapa kita beramal? Kalau niatnya benar maka ia akan menjadi pahala, jika niatnya salah maka akan menjadi sia-sia dan berdosa. oleh karena itu, evaluasi dan perbaharui lagi hati dari ketergantungannya kepada dunia. Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al-Hadid : 20).
Semoga bermanfaat, Wallahu a‘lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
________________________