Lembutkan Hatimu

Nabi saw. bersabda: “Siapa yang tawadhu’ karena Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat) nya (di dunia dan akhirat), dan siapa yang sombong maka Allah akan merendahkannya.” (Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Mandah dan Imam Abu Nu’aim dari sahabat Aus bin Khauli)

Kita tidak akan diangkat derajatnya oleh Allah dengan harta, jabatan, popularitas dan lain sebagainya yang kita miliki di dunia. Tetapi Allah akan mengangkat derajat orang yang memiliki sifat tawadhu atau rendah hati. Lawan dari sifat tawadhu adalah sifat takabbur, takabbur memiliki dua kata kunci orang sombong yaitu cirinya adalah mendustakan kebenaran dan menganggap remeh orang lain.

Sehingga ada ulama yang mengatakan bahwa orang yang memiliki sifat tawadhu saat dia keluar rumah dia tidak akan melihat orang lain lebih rendah dari dirinya, jadi orang dengan sifat rendah hati selalu melihat orang lain dengan prasangka baik dan melihat kelebihan orang lain. Dengan begitu kita bisa menilai diri kita sendiri apakah kita termasuk orang yang tawadhu atau takabbur, jika masih ada dalam diri kita perasaan memandang orang lain lebih rendah dari diri kita, menilai orang lain tidak lebih baik dan shaleh dari diri kita, maka bisa dipastikan kita menjadi manusia yang memiliki sifat takabbur dan belum memiliki sifat tawadhu, dan itulah salah satu indikator kesombongan kita.

Kata permisi adalah kata yang singkat dan mudah untuk diucapkan, tetapi bagi sebagian orang terutama yang dalam dirinya sudah ada sifat sombong dan menganggap rendah orang lain, kata permisi akan sangat berat untuk diucapkan. Jadi kata permisi akan mudah disampaikan oleh orang yang memiliki sifat rendah hati karena ia memiliki rasa hormat kepada orang lain, baik dari yang muda kepada yang lebih tua, ataupun sebaliknya.

Karena jika ingin anak atau orang yang lebih muda bisa menghargai yang lebih tua, maka yang tua harus memberikan contoh kepada yang lebih muda. Jika sudah ada sifat rendah hati dalam diri seseorang maka ia tidak akan merasa gengsi atau malu untuk memulai kata permisi, tentunya menyesuaikan juga dengan kondisi.

Kata permisi juga sifatnya sama dengan kata sebelumnya, mudah diucapkan tetapi tidak mudah untuk disampaikan kepada orang lain. Apalagi jika kita merasa tidak bersalah kepada orang lain, padahal orang lain telah mengkonfirmi kesalahan kita dan kita tetap dengan pendirian bahwa kita tidak salah. Orang yang dalam hatinya ada sifat sombong maka akan selalu menganggap dirinya tidak pernah salah sehingga orang seperti ini akan sangat sulit untuk mengucapkan kata maaf kepada orang lain.

Tetapi jika orang yang memiliki sifat tawadhu, ia akan mudah mengucapkan kata maaf sekalipun ia disalahkan atas sebuah kesalahan. Meminta maaf dengan kondisi kita tidak bersalah bukanlah sebuah sikap rendah dan hina, tetapi itu merupakan sifat baik untuk menghindari permasalahan atau perdebatan lebih jauh, karena boleh jadi memang kita lupa atau tidak sadar dalam melakukan kesalahan.

Oleh karena itu jika kita merasa masih ada sifat sombong dalam diri kita, bisa kita latih dengan membiasakan mengucapkan kata permisi dan maaf kepada orang lain. Walau meskipun awalnya akan sangat berat bagi kita untuk mengucapkannya, tetapi atas izin Allah kita akan terbiasa untuk mengatakan permisi, maaf dan tidak memandang orang lain lebih rendah dari diri kita.