Mahasiswa Muslim Kerja Sampingan di Kuil, Aa Gym Jelaskan Hukumnya
Hidup di negeri rantau memang memiliki tantangan tersendiri, terutama di daerah dengan populasi muslim sebagai minoritas. Masalah yang sering dihadapi adalah sulitnya mengakses tempat ibadah dan mencari makanan halal. Itulah keluhan sebagian besar mahasiswa muslim Indonesia di Taiwan saat sesi tanya jawab kajian daring pada Sabtu (10/10) sore waktu setempat bersama KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Kajian digelar oleh Forum Mahasiswa Muslim Indonesia (Formmit) di Taiwan Wilayah Selatan Dua melalui Departemen Syiar, Dakwah dan Sosial dengan tema ‘Yakin Setiap Takdir Allah adalah yang Terbaik’.
Falah, salah satu peserta bertanya kepada Aa Gym tentang bagaimana hukumnya mencari penghasilan dengan membantu acara perayaan agama lain. “Kalau saya sendiri menghindari, tapi beberapa teman memang ikut bantu-bantu acara di kuil. Seperti angkat kursi, mengatur dan menata meja, dan sebagainya. Jadi semacam part-time job untuk dapat penghasilan tambahan. Kalau seperti itu bagaimana hukumnya Aa?” tanyanya.
Aa Gym memberikan jawaban berupa saran untuk lebih memperhatikan tujuan suatu pekerjaan. “Tujuannya kalau untuk bahu-membahu dalam ibadah agama lain tentu lebih baik dihindari. Apalagi jika keadaannya tidak darurat, sepertinya masih banyak juga pekerjaan sampingan lain yang bisa dikerjakan. Kecuali jika keadaannya genting, misal kalau tidak melakukan hal itu bakal mati seketika karena kelaparan, ya itu bisa dimaklumi. Tapi kalau tidak darurat dan jenis pekerjaannya jadi semacam tolong-menolong untuk melupakan Allah, lebih baik ditinggalkan,” kata Aa Gym.
Aa Gym menggarisbawahi harus membedakan hukum menolong non muslim dalam urusannya sebagai manusia dan menolong non muslim dalam acara agamanya.
“Kecuali kalau misalnya di kuil tersebut terjadi kebakaran, terjadi suatu kecelakaan, wajib kita sebagai muslim membantu. Tidak perlu menanyakan terlebih dahulu apa agamanya. Sebab tujuannya adalah tolong-menolong sebagai manusia. Dan seorang muslim harus terdepan dalam hal tersebut. Tapi kalau tolong-menolong untuk melupakan Allah, untuk menyekutukan-Nya itu yang dilarang,” jelas Aa Gym. (Gian)