Mengenal Ilmu Tasawuf

Salah satu kajian ilmu dalam Islam yang perlu kita ketahui adalah ilmu tasawuf. Tasawuf merupakan bagian dari ilmu Islam yang tak kalah penting untuk dipelajari. Dalam Islam, ada tiga ilmu dasar yang harus dipahami umatnya. Ilmu ini adalah ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf. Tasawuf atau yang juga dikenal dengan sufisme adalah ajaran bagaimana mensucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian abadi.

Meski punya definisi beragam, tasawuf punya arti yang satu yaitu upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi. Ilmu tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu cara-cara ikhlas, khusyuk, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, ridha, tawakal dan lain-lain. Ringkasnya, tauhid takluk kepada i’tiqad, fiqih takluk kepada ibadah, dan tasawuf takluk kepada akhlak.

Tasawuf menurut Imam al-Ghazali adalah ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, dengan cara membersihkan hati dan mensucikan jiwa, guna memperoleh kebahagiaan sejati. Tasawuf juga dapat diartikan sebagai cara atau adab batiniah untuk mencapai makrifat, yaitu memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan.

Hal yang perlu diperhatikan dan dipenuhi oleh seseorang yang ingin belajar tasawuf adalah: Pertama, Mursyid atau Syaikh (Guru tarekat); Kedua, Salik (murid tarekat); Ketiga, Suluk (wirid dan amalan yang harus dilakukan salik); Keempat,  Zawiyah (majelis tempat para salik mengamalkan suluk).

Di Indonesia misalkan ada sosok seperti Prof. Dr. HAMKA yang menulis dalam bukunya mengenai tasawuf modern, yang menekankan aspek akhlak. Tiga dimensi dalam tasawuf yaitu Syariat, Hakekat dan Makrifat itu sejajar dengan tiga dimensi lain yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Ihsan adalah dimensi tertinggi dalam Islam untuk menuju Tuhan, itulah Makrifat dalam ilmu tasawuf. Bahkan ilmu tasawuf sebagai solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problem kejiwaan itu dilakukan dengan pendekatan psikologi, dalam hal ini kesehatan mental (mental health).

Namun, banyak orang yang keliru dalam memahami tasawuf, misal dengan tasawuf kita akan memperoleh karamah dari Ta’ala, mendapat seperti mukjizat yang diberikan kepada para Nabi atau Rasul, dengan tasawuf seseorang akan memiliki kekuatan gaib, kebal senjata, dapat menundukkan hati wanita dan lain- lainnya. Semua pemahaman tersebut tentunya tidak tepat, karena tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala yang seharusnya membuat seseorang semakin giat beribadah kepada Allah, bukan justru berbuat syirik yang jelas-jelas perbuatan yang dibenci Allah. Wallahu a’lam bishowab.

(Shabirin)