Wakaf Sebagai Investasi Akhirat

Wakaf Sebagai Investasi Akhirat

Investasi adalah persiapan seseorang untuk jangka waktu yang sangat panjang dan menguntungkan. Bentuk investasi tidak selalu berupa sesuatu yang akan memberikan keuntungan selama hidup saja. Tetapi ada investasi yang akan memberikan keuntungan diakhirat kelak yang tentunya bukan berarti seseorang tidak akan mendaparkan keuntungan di dunia.

Salah satunya adalah investasi akhirat dengan cara berwakaf. Tujuan atau fungsi wakaf adalah mewujudkan suatu potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Khusus atau umum kepada umat dengan niat mendekatkan diri pewakaf kepada Allah Ta’ala. Secara ketentuan, wakaf bisa diartikan sebagai :

  1. Harta yang ditahan haknya untuk diperjual belikan, diwariskan dan diwasiatkan.
  2. Dikekalkan sumber atau pokoknya.
  3. Manfaatnya digunakan untuk kebaikan.

Salah satu jenis wakaf saat ini yang memiliki fungsi dan kebermanfaatan berkelanjutan yaitu wakaf tunai produktif. Seseorang yang sudah mewakafkan harta bendanya untuk kemaslahatan orang banyak maka pahalanya akan terus mengalir.

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Dari kutipan Qur’an surat Al–Baqarah ayat: 261 diatas bisa kita ambil pelajaran bahwa Allah Ta’ala akan memberikan balasan nikmat yang besar bagi siapa saja yang menginvestasikan hartanya dijalan Allah. Harta benda yang dimanfaatkan untuk kebaikan bersama tentunya akan lebih baik dibandingkan untuk diri sendiri. Kebaikanya bisa ratusan kali lipat didapatkan. Bahkan jika fasilitas umum maka pahala yang didapatkan akan menyesuaikan dengan jumlah orang yang menggunakan fasilitas tersebut, masyaAllah.

Melakukan investasi akhirat sesungguhnya seseorang akan meraih dua keberuntungan. Keberuntungan dunia, ia merasakan sentuhan kepedulian berbagi bersama orang lain, baik dengan harta, ilmu atau keahlian. Sedang keuntungan akhirat, ia merasakan pahala yang berlipat yang akan dirasakan setelah kehidupan di dunia. Seyogyanya kita tidak boleh merasa cukup dalam bersedekah dan dalam mewakafkan harta berharga  untuk kepentingan akhirat kelak. Supaya bisa lebih siap menghadapi masa akhirat kelak.

Sebagaimana hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi,

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR. Muslim).

(Shabirin/Wahid)