Zuhud Dalam Setiap Kondisi

Zuhud Dalam Setiap Kondisi

Zuhud Dalam Setiap Kondisi. Saudara-saudaraku sekalian kita sering mendengar kata zuhud. Zuhud itu tidak identik dengan ada tidaknya harta, zuhud itu mengenai keterikatan hati. Jadi orang kaya belum tentu tidak zuhud,  karena ada orang yang memang takdirnya Allah membuatnya kaya. Walaupun tidak terlalu kerja keras, walaupun kita terlalu cerdas, kalau Allah sudah memberikan kekayaan tidak ada yang mampu mengaturnya atau menahannya.

Jadi orang kaya itu bukan karena hebat, bukan kerja keras, bukan karena kerja cerdas tapi atas kehendak Allah. Kuncinya adalah dia lebih yakin terhadap apa yang ada dalam genggaman Allah dari apa yang ada didalam tangannya.

Zuhudlah terhadap dunia maka Allah akan mencintaimu. Diantara ciri-ciri orang yang zuhud adalah ketika ia diberikan kedudukan dan jabatan kemudian diambil kedudukan dan jabatan tersebut ia biasa saja, ia tidak merasa hina ketika jabatannya diturunkan, dimutasi, di PHK, pensiun, dan seterusnya.

Bagi orang zuhud itu sama saja, ketika kaya ataupun tidak ia tetap bersikap biasa saja. Orang zuhud ketika dicaci dan dipuji itu sama saja, pujian itu karena ada Allah yang menggerakan dan cacian juga terjadi atas izin Allah Ta’ala. Jadi kemuliaan itu tidak pada pujian ataupun cacian manusia, mulia dan hina itu ada disisi atau penilaian Allah Ta’ala. Dalam surat Al-Hujarat diterangkan:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Orang yang zuhud juga menganggap bahwa segala apa yang terjadi di dunia adalah kehendak Allah Ta’ala, sebagaimana Allah sampaikan dalam Al-Qur’an:

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ

“Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid:23)

Jadi dalam kondisi apapun kita harus selalu bersikap zuhud, karena dengan zuhud berarti kita tidak menjadikan kepunyaan kita dan ketidak punyaan kita menjadi masalah. Fokuskan segala sesuatu kepada Allah, kaitkan ke Allah saja jangan  ke yang lain, agar kita menjadi hamba Allah yang selamat kelak di akhirat, tp tidak sengsara karena banyak mengarap lebih kepada manusia ketika di dunia. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)