Hj. Tjitjih Unaeti Effendi: Saya Ingin Menabung untuk Akhirat

Awalnya setiap pagi mendengarkan radio yang menyiarkan info-info keislaman dan berbagai aktivitas yang ada di lingkungan Ponpes Daarut Tauhiid (DT) Bandung. Dari sanalah seorang ibu yang bernama Hj. Tjitjih Unaeti Effendi mulai mengenal DT Peduli. “Ya hanya sebatas dari radio itu dan saya merasa pas,” ungkap Hj Tjitjih Unaeti Effendi saat ditemui di Jalan Tamborin No 3, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong Kota Bandung.

Selanjutnya, karena sering mendengarkan berita tentang DT Peduli berikut pos-pos penyalurannya, maka ia menghubungi DT Peduli untuk menjadi donatur tetap. “Kurang lebih dua tahun jadi donatur,” tutur istri dari almarhum Bahtiar Effendi. Lebih lanjut, muslimah yang lahir di Sumedang, 30 Desember 1936 ini menuturkan dirinya setiap bulan menyisihkan sebagian rezekinya ke DT Peduli melalui jemputan Tim Silaturahim (Timsil) yang datang sebulan sekali. Namun sampai tiga bulan kemarin tidak dijemput Timsil. Hj. Tjitjih Unaeti Effendi pun menghimbau agar jemputan donatur tidak telat lagi. “Kan saya ingin menabung untuk di akhirat,” tuturnya penuh semangat.

Donatur yang memiliki dua anak laki-laki dan empat anak perempuan ini mengaku selain menyisihkan rezeki kepada DT Peduli juga kepada lembaga-lembaga lainnya. “Dibagi-bagi biar semuanya ke bagian,” ujar lulusan SGA (Sekolah Guru Agama)—setingkat SLTA. Ia juga memberikan kritik kepada DT Peduli mengenai pengelolaan dana yang terlalu banyak ke aspek operasional ketimbang aspek sosial.

“Saya cermati ternyata penggunaan dananya telalu banyak untuk operasional dan untuk sosialnya kurang,” katanya. Bahkan dirinya menyatakan sejak Ramadan kemarin sampai sekarang tidak menerima laporan keuangan yang biasanya tersaji di Majalah Swadaya (majalah khusus donatur DT Peduli). Meskipun begitu ia sendiri tidak mempersoalkan tentang keterlambatan laporan itu. “Mungkin karena jumlahnya sedikit,” ujarnya santai.

”Ya, tapi saya ikhlas karena itu juga untuk saya di akhirat,” tambahnya seraya meminta untuk tidak mempublikasikan perihal jumlah rezeki yang disisihkannya. Saat ditanyakan kenapa mau menyisihkan rezeki ke DT Peduli, Tjitjih Unaeti yang saat itu baru sembuh dari sakit menjawab dengan senyum.

Melalui ibu Hj.Tjitjih yang aktif mengikuti pengajian di lingkungan rumahnya berpesan agar menggunakan dana bantuan DT Peduli dengan sebaik-baiknya. “Mudah-mudahan dana yang diberikan DT Peduli, dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan taraf hidupnya,” kata Hj.Tjitjih berpesan. (daaruttauhiid)