Hati-Hati Istidraj

Tidak semua pertambahan nikmat merupakan karunia, karena ada tambahan nikmat yang disebut istidraj. Jadi oleh Allah ditambah tapi untuk membuat seseorang semakin lalai. Perlu diingat nikmat yang sangat besar adalah taqwa. Kalau seseorang ditambah nikmat dunia tapi tidak tambah taat itu bisa disebut istidraj. Misal rezekinya tambah banyak dibuka terus oleh Allah, bisnisnya semakin besar tapi ibadahnya semakin hilang, sholatnya tidak lagi berjama’ah dimasjid, tidak ada tahajjud, tidak shaum sunnah, tidak baca Al-Quran tapi dibuka terus rezekinya, pangkat dan kariernya naik, maka ini bisa jadi istidraj.

Padahal keperluan kita cuman satu dalam hidup ini yaitu Allah ridho dengan kita. Apa artinya jabatan, gelar, dan popularitas kalau seseorang jauh dari Allah. Seperti di Daarut Tauhiid banyak yang datang ke sini, apakah ini sesuatu kesuksesan Daurat Tauhid?. Maka dilihatnya dua saja. Pertama santrinya semakin bersih tidak tauhidnya kepada Allah.  Kedua, semakin rahmatanlilalamin bagi makhluk, hewan, tumbuhan, dan semua ciptaan Allah.

Jadi setiap waktu atau setiap hari harus di evaluasi setiap duniawi yang didapat, apakah yang didapat sesuatu yang membuat diri semakin bagus atau jelek. Memang bisnis meningkat tapi ibadah bagaimana kira-kira, harus ketemu terlebih dahulu bagaimana tingkat kepasrahan seseorang terhadap apa yang didapat. Jadi jangan kagum kepada diri sendiri, jika diberi kelancaran rezeki, bisnis lancar, atau banyak yang naksir jatuh cinta.

Jadi hadirin sekalian, jangan hanya mengukur sukses itu dengan duniawi saja. Kalau sekedar dunia, orang jahat juga dikasih, orang yang ingkar, orang yang kafir atau musyrik dikasih, orang yang berlumur maksiat siang malam juga dikasih. Maka sekali lagi, jangan sekali-kali mengukur kesuksesan itu dengan dunia. Dalam Al-Qur’an Allah sampaikan;

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat: 13).

Jadi setiap pertambahan nikmat yang kita dapat mesti terus di evaluasi dan jangan sampai lalai kemudian termasuk Istidraj. Allah mengingatkan dalam surat Al-An’am ayat 44;

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.

Wallahu a’lam bishowab

Informasi
Bagi sahabat yang mau Berqurban Plus Wakaf bisa Via Online Klik : http://dtpeduli.org/qurban
☎️ Info Qurban 0813-1712-1712