Kenapa Harus Ada Perjuangan Bangsa Palestina

“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-Israa’: 4 – 8)

Kurang lebih sudah tujuh puluh tahunan Israel menjajah tanah Palestina. Yang awal mulanya mereka hanya segelintir orang yang ingin menumpang tinggal di tanah Palestina, tetapi dengan kemunafikkan yang mereka miliki malah berujung terhadap pengusiran warga Palestina yang awal mulanya sebagai tuan rumah. 

Syaikh Abdul Sattar salah satu ulama dari Timur Islam, beliau pernah mendapatkan kisah dari gurunya di Makkah yang bernama Syaikh Abdul Kariim Al Maqdis. Bahwa gurunya bercerita sambil menangis tentang tentara Israel di tanah kelahirannya di Palestina, bahwa para tentara Israel itu mengumpulkan wanita-wanita hamil dalam satu tempat, kemudian diambilnya pisau dan para tentara itu melakukan tebakan dengan teman-temannya apakah anak yang ada di dalam perut wanita Palestina itu laki-laki atau perempuan, kemudian pisau yang dibawa itu digunakan untuk menyayat perut para wanita hamil itu dan melihat jenis kelamin anak yang dikandungnya. Hal sekeji itu mereka lakukan hanya untuk sebatas hiburan bagi mereka.

Jalan Masuk Surga

Maka banyak muncul pertanyaan. ”Mengapa Allah tidak memusnahkan bangsa Israel seperti kaum-kaum yang pernah Allah musnahkan sebelumnya? Seperti halnya Kaum Nabi Nuh, Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud, Kaum Sodom, dan Kaum Madyan dan Aikah. Mengapa Allah sisakan bangsa Israel sampai sekarang dengan kekejaman yang mereka lakukan?” Seorang guru dari Al Azhar Cairo bernama Syaikh Muhammad Jibril pernah menjawab pertanyaan serupa. Beliau menyampaikan, “Jika Allah memusnahkan bangsa Israel, lalu kita yang masih hidup saat ini akan masuk surga kelak dengan cara apa? Allah membiarkan mereka hidup agar kita yang hidup saat ini berjihad untuk membebaskan Palestina.” Konteks jihad yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Jibril adalah dengan kemampuan dan pekerjaan yang kita miliki saat ini bagaimana caranya mampu bermanfaat bagi perjuangan di Palestina, tidak hanya jihad dengan cara ikut berperang ke Palestina. 

Sebagai Pembeda

Kemudian hikmah dari Allah tidak memusnahkan Israel saat ini adalah sebagai pembeda bagi umat Islam. Karena jika kita melihat fenomena saat ini terkait dengan penyerangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, ternyata tidak semua umat Islam mendukung perjuangan Palestina. Bahkan beberapa orang yang mengaku dirinya Islam justru malah menghina dan menjatuhkan Palestina. Maka dengan peristiwa penjajahan Israel ini sesungguhnya Allah sedang menampakkan kepada manusia sekalian maka muslim yang benar-benar membela pejuang Allah dan agama Allah dengan ia yang hanya mengaku sebagai Muslim tetapi tidak mencirikan sikap seorang muslim sejati. Di Beberapa negara termasuk Indonesia justru banyak orang dari agama lain yang menyuarakan pembelaannya terhadap perjuangan di Palestina. (Wahid)