Tangan Diatas X Tangan Dibawah

Tangan Diatas X Tangan Dibawah

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu. “Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allâh akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allâh akan memberikan kecukupan kepadanya.” (HR. Bukhari No. 1427)

Orang yang memberi, lebih baik dari pada orang yang menerima. Namun, ini bukan berarti bahwa orang yang diberi tidak boleh menerima pemberian orang lain. Bila seseorang memberikan hadiah kepadanya, maka dia boleh menerimanya, seperti yang terjadi pada shahabat yang mulia Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu ketika Umar radhiyallahu ‘anhu menolak pemberian dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda kepadanya:

“Ambillah pemberian ini! Harta yang datang kepadamu, sementara engkau tidak mengharapkan kedatangannya dan tidak juga memintanya, maka ambillah. Dan apa-apa yang tidak (diberikan kepadamu), maka jangan memperturutkan hawa nafsumu (untuk memerolehnya).” (HR. Bukhari No. 2452)

Makna yang kedua ini terlarang dalam syari’at, bila seseorang tidak sangat membutuhkan. Karena meminta-minta dalam syari’at Islam tidak diperbolehkan, kecuali sangat terpaksa. Ada beberapa hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang untuk meminta-minta, di antaranya sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya.” (HR. Bukhari No. 2445)

Sedangkann ancaman bagi mereka yang meminta-minta dan mengemis hanya untuk memperkaya diri sendiri sangat berat. Rasulullah bersabda, “Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

(Shabirin)