Tidak Terkenal di Bumi; Tekenal di Langit (Bag. 1)

Pada zaman Nabi ada seorang tabi’in yang tidak pernah bertemu dengan Nabi tetapi memiliki keimanan dan kecintaan yang luar biasa terhadap Nabi, begitu pun Nabi sangat mencintai Uwais meskipun belum pernah bertemu dengannya. Ialah Uwais Al Qarni, tidak banyak orang yang mengenal sosoknya, pemuda asal negeri Yaman dari kabilah Murad, tepatnya Qarn (bagian dari Murad).

قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « يَأْتِى عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ مِنْهُ إِلاَّ مَوْضِعَ دِرْهَمٍ لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ ». فَاسْتَغْفِرْ لِى. فَاسْتَغْفَرَ لَهُ. فَقَالَ لَهُ عُمَرُ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ الْكُوفَةَ. قَالَ أَلاَ أَكْتُبُ لَكَ إِلَى عَامِلِهَا قَالَ أَكُونُ فِى غَبْرَاءِ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَىَّ

Umar berkata, “Aku sendiri pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nanti akan datang seseorang bernama Uwais bin ‘Amir bersama serombongan pasukan dari Yaman. Ia berasal dari Murad kemudian dari Qarn. Ia memiliki penyakit kulit kemudian sembuh darinya kecuali bagian satu dirham. Ia punya seorang ibu dan sangat berbakti padanya. Seandainya ia mau bersumpah pada Allah, maka akan diperkenankan yang ia pinta. Jika engkau mampu agar ia meminta pada Allah supaya engkau diampuni, mintalah padanya.”

Uwais adalah seorang yatim dan sosok yang sangat berbakti kepada ibunya. Sehari-harinya Uwais tinggal bersama ibunya, ia selalu mengurus dan memenuhi kebutuhan ibunya. Sampai suatu hari Uwais merasa sangat besar keinginan untuk bertemu dengan Nabi karena seumur hidup ia belum pernah bertemu dengan beliau. Akhirnya Uwais meminta izin kepada sang ibu untuk pergi ke Makkah bertemu dengan Rasul. Sang ibu pun mengizinkan Uwais untuk pergi tetapi berpesan kepadanya agar tidak terlalu lama berada di Makkah karena kondisi ibunya sedang sakit-sakitan dan lumpuh.

Sesampainya di Makkah, Uwais langsung menuju ke rumah Nabi dengan bertanya kepada masyarakat sekitar. Tetapi sesampainya di rumah Nabi ternyata Uwais mendapati Nabi sedang tidak ada di Makkah karena saat itu Nabi sedang di medan perang. Uwais sempat berpikir untuk menunggu sampai Rasul pulang, tetapi ia teringat pesan ibunya agar tidak terlalu lama karena ibunya sedang dalam kondisi sakit. Akhirnya Uwais pun memutuskan untuk kembali ke Yaman dan menitip salam kepada ‘Aisyah yang saat itu sedang berada di rumah bahwa Uwais Al Qarni datang untuk menemui beliau.

Singkatnya suatu hari ibunya menyampaikan keinginannya untuk bisa melaksanakan haji. Karena Uwais adalah anak yang sangat mencintai ibunya, akhirnya ia pun berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa membawa ibunya berangkat ke Makkah untuk melaksanakan haji. Uwais dan ibunya hidup dalam serba keterbatasan maka mustahil bagi ia jika harus membeli binatang tunggangan, karena biasanya warga lain pergi ke Makkah dengan menggunakan unta.

Akhirnya Uwais memutuskan untuk membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di atas bukit. Setiap hari Uwais menggendong anak lembu itu naik turun bukit, sampai orang lain yang melihatnya menganggap bahwa Uwais adalah orang aneh, karena selalu menggendong anak lembu naik turun bukit. (Wahid)