Tips Diet Tanpa Olahraga, Bisakah?

Ada banyak alasan yang membuat seseorang mencari tips diet tanpa olahraga. Ada yang tidak punya cukup waktu untuk berolahraga. Meski berolahraga tidak selalu membutuhkan waktu lama, tapi bagi mereka yang super sibuk, waktu setengah jam atau sejam dalam sehari untuk berolahraga, sudah dianggap sebagai pemborosan waktu.

Ada pula yang ogah berlelah dan berpeluh setiap hari. Selain rasa capek, membayangkan harus mandi atau mengganti pakaian selepas berolahraga, membuat mereka berpikir dua kali jika hendak melakukan olahraga. Keengganan ini semakin kuat ketika ada resiko cedera karena berolahraga. Meski olahraga merupakan cara ampuh menurunkan berat badan ketika dipadukan dengan diet, tapi tidak semua orang sanggup dan mau menjalaninya.

Nah, yang jadi pertanyaan, bisakah berdiet tanpa berolahraga? Atau seberapa besar pengaruh diet terhadap berat badan jika tidak diiringi olahraga? Jawabnya, ternyata bisa. Ada tips diet tanpa olahraga. Sehingga meskipun diet dilakukan tidak dengan olahraga, hasilnya tetap memuaskan. Berat badan bisa turun, dan tubuh kurus bebas lemak menyebalkan dapat dimiliki.

Tertarik? Berikut ini beberapa tips diet tanpa olahraga yang dirangkum dari berbagai sumber. Tips-tips ini tepat bagi siapa pun yang sedang mengikuti program penurunan berat badan (diet), tapi menghindari berlelah-lelah saat berolahraga.

  1. Meningkatkan asupan protein.

Banyak yang gagal menjalani diet karena tak kuasa menahan rasa lapar. Jika ini yang jadi persoalan, maka meningkatkan porsi makanan yang banyak kandungan protein bisa jadi solusi. Program diet tetap berjalan, namun rasa lapar tak begitu menyiksa.

Mengacu pada penelitian dari Authority Nutrition, ditemukan bahwa rutin mengonsumsi makanan mengandung protein sebesar 15-30 persen lebih banyak dari takaran biasanya, mampu menurunkan berat badan sekitar 4 kg dalam jangka waktu 3 bulan. Luar biasa efektif bukan? Hanya dengan meningkat asupan protein tanpa perlu diet yang lain, bahkan tanpa harus rutin berolahraga, lemak berlebih dapat hilang dengan sendirinya.

Sumber protein yang disarankan bisa dari telur, ikan, dada ayam, kacang almond, dan yogurt. Pastikan setiap waktu makan (sarapan, makan siang, dan makan malam), menu makan mengandung protein harus selalu ada. Apalagi pada saat sarapan, diajurkan mengonsumi telur rebus agar asupan kalori pada siang dan malam harinya bisa lebih sedikit. Karena telur dapat menekan rasa lapar, sehingga porsi makan pada siang dan malam harinya jadi berkurang.

  1. Perbanyak konsumsi makanan berserat.

Makanan kaya serat punya efek sama seperti protein, yakni memberikan rasa kenyang lebih lama. Jadi, selain mengonsumsi makanan mengandung protein lebih banyak, padukan dengan makanan kaya serat dalam setiap menu makan. Salah satu jenis serat pada makanan yang direkomendasikan adalah serat kental. Jenis serat ini akan membentuk gel saat bersinggungan dengan air. Efeknya, lambung jadi tidak cepat kosong karena gel yang terbentuk mampu memperlambat proses pencernaan dan meningkatkan waktu tubuh menyerap nutrisi. Ada pun sumber makanan kaya serat kental adalah buah, sayuran, kacang-kacangan, biji rami, dan sereal gandum.

  1. Konsumsi air putih lebih banyak.

Minum setengah liter air putih 30 menit sebelum makan, mampu menekan rasa lapar sehingga porsi makan bisa dikurangi. Bahkan beberapa penelitian menemukan jika kebiasaan minum air putih dalam jumlah banyak (minimal 8 gelap per hari) rutin dilakukan, maka dalam kurun waktu 3 bulan, berat badan bisa turun hingga 44% dari berat badan sebelumnya.

Jika memungkinkan, batasi penggunaan gula yang dicampur dalam air putih. Jadi, konsumsi air tersebut tanpa campuran apa pun. Karena mengonsumsi air yang diberi gula hanya membuat kandungan kalori dalam tubuh jadi meningkat. Diet air putih pun jadi gagal atau tidak berdampak apa pun terhadap berkurangnya berat badan.

  1. Hilangkan kebiasaan makan cepat.

Obesitas atau kegemukan tidak hanya karena doyan makan dan kurang gerak, tapi obesitas juga disebabkan kebiasaan makan cepat. Kebiasaan ini membuat rasa kenyang lambat dirasakan, sehingga porsi makan menjadi banyak dan kandungan kalori dalam tubuh membludak. Jika kalori ini tidak segera diubah menjadi energi, maka oleh tubuh akan diubah dalam bentuk lemak. Semakin banyak lemak berarti semakin bertambah berat badan.

Jadi, dengan menghilangkan kebiasaan makan cepat dan diganti dengan mengunyah makanan secara pelan, akan memberikan efek sebaliknya. Bahkan tak hanya menurunkan berat badan, makan lambat pun bisa membantu proses pencernaan menjadi lebih sehat. Karena, ketika proses mengunyah dilakukan dalam tempo lambat, enzim-enzim penting bagi pencernaan di mulut dapat lebih efektif bekerja.

  1. Waktu tidur cukup dan hindari stres.

Tidur ideal adalah 8 jam setiap harinya. Kalau pun kurang, minimal 5 atau 6 jam pergunakan waktu untuk beristirahat. Jika kurang, ada banyak akibat negatif yang ditimbulkan. Terkait berat badan, seseorang yang kurang tidur dan terjadi dalam rentang waktu lama (bulanan hingga tahunan), akan menstimulus tubuh memproduksi lebih banyak hormon leptin. Hormon ini bertanggung jawab merangsang rasa lapar.

Jadi, tidak mengherankan jika mereka yang terbiasa bergadang, punya nafsu makan besar. Kalau pun tidak mengonsumsi ‘makanan berat’, aktifitas lembur biasanya menimbulkan kebiasaan ngemil yang turut berkontribusi menambah berat badan tanpa disadari. Sebaliknya ketika waktu tidur cukup, rasa lapar di malam hari dapat dihindari.

Begitu pula dengan stres, yang memicu produksi hormon kortisol. Dampak lanjutannya, hormon kortisol mengganggu kinerja hormon-homon lain dan berakibat rasa lapar terus menghantui meski baru saja selesai makan. Karenanya wajar saja bila seseorang yang mengalami stres, perilaku yang terlihat adalah meningkatnya porsi dan jumlah makan. Berat badan jadi bertambah, dan tidak butuh waktu lama baginya untuk menjadi gemuk.

  1. Senantiasa aktif.

Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak. Dengan bergerak, kalori dalam tubuh akan dibakar sebagai sumber energi. Jadi sepanjang seseorang itu senantiasa aktif bergerak, tubuh gemuk bukan hal yang patut diwaspadai. Hanya saja, banyak jenis pekerjaan di era modern ini kurang melibatkan aktifitas fisik. Apalagi dengan berkembangnya alat transportasi dan komunikasi, membuat aktifitas fisik yang membakar banyak kalori semakin jarang dilakukan.

Untuk itu, buat kebiasaan baru yang membuat fisik selalu aktif. Seperti pergi bekerja dengan berjalan kaki atau bersepeda. Lebih memilih menggunakan tangga daripada lift atau eskalator saat menaiki gedung bertingkat. Atau yang paling sederhana, mengkhususkan akhir pekan untuk membersihkan rumah. Aktifitas-aktifitas ini memang terlihat simple, tapi dampaknya sangat signifikan membakar kalori dan berat badan pun jadi ideal.

Masih banyak lagi tips diet tanpa olahraga yang dapat diulas di tulisan ini, namun dari tips-tips yang telah disebutkan, sudah lebih dari cukup memangkas lemak berlebih dan paten menurunkan berat badan tanpa ‘tersiksa’ karena harus berolahraga. Tidak percaya? Silakan dicoba dan dipraktikkan. (daaruttauhiid)