Siswa PG & TK Daarut Tauhiid Kembangkan Kreativitas dengan Barang Bekas

Alat komunikasi menjadi tema kegiatan Belajar dari Rumah (BDR). Untuk itu, PG & TK Daarut Tauhiid (DT) mengarahkan siswanya membuat telepon dari gelas plastik, Rabu (17/3). Kegiatan yang bertujuan mengembangkan kreativitas serta keterampilan motorik halus ini, diikuti seluruh siswa TK-B1. Dilakukan secara daring via Whatsapp dan YouTube, yang mana guru memberikan pembelajaran lewat video YouTube yang telah dibuat sebelumnya.

“Alhamdulillah kegiatan kali ini diikuti 25 siswa dari TK-B1. Para siswa mempraktikkan kegiatan yang sudah dicontohkan ibu guru melalui video tutorial mengenai alat dan bahan yang harus digunakan serta cara membuatnya,” ujar Cici Karmila, pengajar TK-B1.

Ketika awal bulan, sekolah telah mengirimkan alat bahan ajar untuk para siswa selama satu bulan pembelajaran.

“Bahan yang digunakan saat pembuatan telpon ini sudah diberikan dari sekolah. Jadi, anak tinggal mempraktikkannya di rumah. Ada benang kasur, kertas lipat, lem dan gelas plastik atau barang bekas lainya,” jelas Cici.

“Selain untuk mengembangkan motorik halus siswa, membuat telpon dari gelas plastik pun sebagai sarana mengembangkan keterampilan kognitif dan keterampilan bahasa siswa,” lanjut Cici

Melalui video tutorial, guru menjelaskana terlebih dahulu berkenaan alat komunikasi. Yakni alat komunikasi itu adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan dan menghasilkan informasi.

Jenis alat komunikasi ada yang modern dan tradisional. Alat komunikasi modern yang digunakan sekarang, contohnya telpon, handphone, komputer dan lain-lain. Sedangkan alat komunikasi tradisional yang digunakan dahulu, contohnya surat, pentongan, burung merpati, dan lonceng.

Suasana seru dirasakan para peserta. Salah satunya adalah Binar, siswa TK-B1. “Saya bikin telpon alat komunikasi memakai gelas plastik, kertas lipat dan benang. Sudah jadi telponnya. Saya pakai untuk telpon dengan teteh saya,” katanya.

Setelah kegiatan selesai, para siswa mengumpulkan hasil kreasinya dalam bentuk dokumentasi yang dikirimkan ke guru kelompok masing-masing. Lalu ada yang mencoba telpon-telponan dengan ayah, bunda atau keluarganya di rumah. (Pipit)